KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua, dan tidak lupa shalawat beserta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Bahasa
Indonesia ini tepat waktu.
Makalah dengan judul “Ragam Bahasa” ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Ibu Siti Annijat Maimunah, M.Pd.
Kami mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok 1 yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
dengan kerendahan hati, kami memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Malang , 10 desember 2013
|
Penulis
|
|
Siviyatur
Rahmah
|
,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................ 4
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 4
1.4 Manfaat........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Bahasa............................................................................... 5
2.2 Pentingnya
belajar Ragam bahasa................................................................... 5
2.3 Sebab
terjadinya Ragam bahasa...................................................................... 6
2.4 Fungsi
Bahasa................................................................................................. 6
2.5 Macam-macam Ragam Bahasa........................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari
bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum
Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau
aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu
sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh
karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari
bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita
sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa
Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa
saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia
ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa
Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam
bahasa tulisan, namun disini yang lebih ditekankan yaitu ragam bahasa lisan,
dikarenakan benyak digunakan oleh kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi sehari-hari,
salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa
Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa
Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia
tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis
menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan
pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan
teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih
terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara
terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau
bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa
bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi
bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya
orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa
untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita
harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan
berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut
berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi,
maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung
memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan
tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu,
sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa
Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia
di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda,
yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar,
menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika
cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena
bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada
ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan
bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana
komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga
mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian
ragam bahasa ?
2.
Apa saja pentingnya belajar Ragam Bahasa ?
3. Bagaimana
sebab terjadinya Ragam Bahasa ?
4. Apa saja fungsi bahasa ?
5. Apa saja macam-macam
Ragam Bahasa ?
C .Tujuan
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian ragam bahsa , pentingnya
belajar Ragam Bahasa, sebab terjadinya Ragam Bahasa , fungsi bahasa serta
macam-macam Ragam Bahasa.
D.Manfaat
Manfaat
dibuat makalah ini adalah:
1.
Agar mengetahui apa yang dimaksud Ragam Bahasa
2.
Agar mengetahui pentingnya belajar Ragam Bahasa
3.
Agar mengetahui sebab terjadinya Ragam Bahasa
4.
Agar mengetahui fungsi Bahasa
5.
Agar mengetahui macam-macam Ragam Bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat
ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam
bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam
bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita
berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan
kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa
tulis yang unsur dasarnya ragam bahasa
lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan
tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi
sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan
yang lainnya.
2.
Pentingnya Belajar Ragam Bahasa
Bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia
sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang
menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun
Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa
cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang
akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga
identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
3.
Sebab Terjadinya Ragam Bahasa
Ragam bahasa timbul seiring dengan
perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai
sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam
standar (Subarianto, 2000).
4.
Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari :
Ø Alat untuk Ekspresi Diri
Ø Alat untuk Komunikasi
Ø Alat untuk Adaptasi Sosial
Ø Alat untuk berkomunikasi dengan
sesama manusia
Ø Alat untuk bekerja sama dengan
sesama manusia
Ø Alat untuk mengidentifikasi diri
Ø Alat control sosial dan integrasi
(penyatuan)
Ø Alat ekspresi diri
Ø Alat untuk berpikir
5.
Macam-macam
Ragam Bahasa
Yaitu bisa
dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1.
Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
Di
dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula
kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata
baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri
kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau
instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu
digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam
pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa
ragam yang bersangkutan.
Suatu
ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan
ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan
(Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media
dibagi menjadi dua yaitu :
a) Ragam bahasa lisan
Adalah ragam
bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu
sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan
didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri
kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata
serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan
lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan
lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi
tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis.
Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan
ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa
serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.
Ciri-ciri
ragam lisan:
·
Memerlukan orang kedua atau teman
bicara
·
Tergantung kondisi, ruang, dan waktu
.
·
Berlangsung cepat.
·
Tidak harus memperhatikan
gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
·
Kesalahan dapat langsung dikoreksi
Contohnya; “Sudah saya baca buku
itu”
Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato,
ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering
digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau
berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara
penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
b) Ragam
bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.[1] Dalam ragam tulis, kita
berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan
kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya
ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan
bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya
ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
·
Tidak memerlukan kehadiran orang
lain.
·
Tidak terikat ruang dan waktu
·
Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
·
Pembentukan kata
dilakukan secara sempurna,
·
Kalimat dibentuk
dengan struktur yang lengkap
·
Paragraf dikembangkan
secara lengkap dan padu.
·
Berlangsung lambat
·
Memerlukan alat bantu
Contohnya: “Saya sudah
membaca buku itu”.
Perbedaan antara ragam lisan dan
tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
Tata Bahasa :
a.
Ragam Bahasa lisan
1)
Nia sedang baca surat kabar.
2)
Ari mau nulis surat.
3)
Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.
Ragam bahasa tulisan.
1)
Nia sedang membaca surat kabar.
2)
Ari mau menulis surat.
3)
Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
Kosa kata :
a.
Ragam bahasa lisan
1)
Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)
Kita harus bikin karya tulis.
3)
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.
Ragam bahasa tulisan
1)
Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)
Kita harus membuat karya tulis.
3)
Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
2.
Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a.
Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di
Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali,
Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b”
pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung,
Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada
pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
b.
Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam
pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah,
kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan
mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas.
Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya
membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun
sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
c.
Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika
dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan
bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap
tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas
ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan
bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa
baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Contoh Ragam
bahasa Indonesia dari cara pandang penutur
Ragam dialek :
“Gue udah baca itu buku ”
Ragam
terpelajar : “Saya sudah membaca
buku itu”
Ragam resmi : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak
resmi : “Saya sudah baca buku itu”
3.
Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang
Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang
dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun
menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam
lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang di gunakan dalam
lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi atau perdagangan, seni, olah raga dan teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan
istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan
atau penggunaan sejumlah kata peristilahan atau ungkapan yang khusus digunakan
dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang
digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam
bidang kedokteran. Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam
lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok
persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat
dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran
atau majalah dan lain-lain.
4.
Ragam bahasa Indonesia menurut topik
pembicaraan
Berdasarkan
topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum,
ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Ragam hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak
pidana.
Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas nilai
tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit
kuorsior.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ragam bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam
konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam
bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan
(EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai
pedoman yang ada.
Saran
Sebagai warga negara Indonesia,
sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian
mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita
pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
·
Modul Bahasa Indonesia tentang Ragam Bahasa oleh Tri Wahyu
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
·
Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
·
.Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan
Benar. Jakarta: Pustaka
·
Jaya. Sabariyanto,
Dirgo.1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan
Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.